PERCOBAAN 5
RANGKAIAN SWICHING MENGENDALIKAN MOTOR






NAMA                  : MUHAMMAD CHOIRUL ANWAR
NO.SISWA          : 20190430-E
KELAS/ABSEN    : TELKOMMIL / 10

2

1.         Tujuan                       :  Agar Bamasis Mampu Membuat Rangkaian

2.         Alat dan Bahan       : 

a.         Motor DC
b.         NPN Transistor
c.         Resistor
d.         Switch
e.         Batt
f.          Live Wire

3.         Jelaskan Tentang :
a)    Motor DC
Pengertian Motor DC adalah suatu perangkat yang mengubah energi listrik menjadi energi kinetik atau gerakan (motion). Motor DC ini juga dapat disebut sebagai Motor Arus Searah. Seperti namanya, DC Motor memiliki dua terminal dan memerlukan tegangan arus searah atau DC (Direct Current) untuk dapat menggerakannya. Motor Listrik DC ini biasanya digunakan pada perangkat-perangkat Elektronik dan listrik yang menggunakan sumber listrik DC seperti Vibrator Ponsel, Kipas DC dan Bor Listrik DC.

Motor Listrik DC atau DC Motor ini menghasilkan sejumlah putaran per menit atau biasanya dikenal dengan istilah RPM (Revolutions per minute) dan dapat dibuat berputar searah jarum jam maupun berlawanan arah jarum jam apabila polaritas listrik yang diberikan pada Motor DC tersebut dibalikan. Motor Listrik DC tersedia dalam berbagai ukuran rpm dan bentuk. Kebanyakan Motor Listrik DC memberikan kecepatan rotasi  sekitar 3000 rpm hingga 8000 rpm dengan tegangan operasional dari 1,5V hingga 24V. Apabile tegangan yang diberikan ke Motor Listrik DC lebih rendah dari tegangan operasionalnya maka akan dapat memperlambat rotasi motor DC tersebut sedangkan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan operasional akan membuat rotasi motor DC menjadi lebih cepat. Namun ketika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut turun menjadi dibawah 50% dari tegangan operasional yang ditentukan maka Motor DC tersebut tidak dapat berputar atau terhenti. Sebaliknya, jika tegangan yang diberikan ke Motor DC tersebut lebih tinggi sekitar 30% dari tegangan operasional yang ditentukan, maka motor DC tersebut akan menjadi sangat panas dan akhirnya akan menjadi rusak.



Pada saat Motor listrik DC berputar tanpa beban, hanya sedikit arus listrik atau daya yang digunakannya, namun pada saat diberikan beban, jumlah arus yang digunakan akan meningkat hingga ratusan persen bahkan hingga 1000% atau lebih (tergantung jenis beban yang diberikan). Oleh karena itu, produsen Motor DC biasanya akan mencantumkan Stall Current pada Motor DC. Stall Current adalah arus pada saat poros motor berhenti karena mengalami beban maksimal.



b)   Transistor NPN Saturasi Dan Cut Off

-Transistor yang beroperasi di daerah saturasi, parameter yang menarik adalah rasio VCE.sat/IC. Parameter ini dinamakan resistansi saturasi common-emitter. Sering juga disimbolkan dengan RCS, RCES, atau RCE.sat. Untuk menentukan RCS, kita harus menentukan titik mana yang digunakan.
Dalam keadaan saturasi, arus kolektor secara nominal adalah Vcc/Rc, dan karena Rc adalah beban yang bernilai kecil, maka Vcc perlu dijaga agar tetap rendah supaya transistor tetap beroperasi dalam batasan arus maksimum dan disipasi daya minimum. Titik saturasi dalam grafik daerah kerja transistor dapat dilihat pada grafik berikut
Titik saturasi transistor adalah daerah kerja transistor dimana arus kolektor mencapai nilai maksimum, yaitu arus kolektor ditentukan oleh nilai Vcc dan Rc karena nilai resistansi kolektor – emitor transistor kondisi minimum (≈ 0) sehingga diabaikan.



-Cut Off adalah titik dimana transistor tidak menghantarkan arus dari kolektro ke emitor, atau titik dimana transistor dalam keadaan menyumbat. Pada titik ini tidak ada arus yang mengalir dari kolektor ke emitor. Titik Cutoff didefinisikan juga sebagai keadaan dimana IE = 0 dan IC = ICO, dan diketahui bahwa bias mundur VBE.sat = 0,1 V (0 V) akan membuat transistor germanium (silikon) memasuki daerah cutoff. Titik cut-off transistor ini dapat dianalogikan sebagai saklar dalam kondisi terbuka (Off) sebagai berikut.

Titik Cut-Off Transistor Adalah Transistor Dalam Kondisi Off (Saklar Terbuka) titik cut-off,titik cut off transistor,kondisi cut off,transistor kondisi menyumbat,transistor kondisi off,transistor posisi terbuka,transistor tidak menglirkan arus,transistor tidak mendapat bias basis,pengertian titik cut-off transistor,definisi titik cut off transistor,teori daerah cut off transistor,analisa titik cut off transistor,analogi titik cut off transistor,definisi titik cut off transistor,landasan teori titik cut off transistor,arus titik cut off,tegangan cut off,resistansi cut off,karakteristik cut off,Titik Cut-Off Transistor Adalah Transistor Dalam Kondisi Off (Saklar Terbuka) Titik cut-off transistor terjadi pada saat transistor tidak mendapat bias pada basis, sehingga transistor tidak konduk atau mengalirkan arus dari kolektor ke emitor. Titik cut-off transistor ini memiliki VCE yang maksimum yaitu mendekati VCC seperti ditunjunkan pada grafik titik cut-off pada garis beban transistor berikut








4.            Rangkaian Swiching Mengendalikan Motor



5.    Analisa Percobaan

1.    Pada percobaan pertama. Potensiometer kita atur ke variasi 0% dengan switch ON, data yang di dapat arus tidak mengalir pada Kolektor ke emulator sehingga tidak terjadi induksi magnetic yang menyebabkan motor tidak bergerak, jumlah tegangan yang ada pada voltmeter sebesar 5 Volt.
2.    Pada percobaan Kedua. Potensiometer kita atur ke Variasi 5% dengan switch ON, data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada voltmeter sebesar 5 Volt.
3.    Pada percobaan Ketiga. Potensiometer kita atur ke Variasi 10% dengan switch ON, data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada voltmeter sebesar 5 Volt.
4.    Pada percobaan Keempat. Potensiometer kita atur ke Variasi 15% dengan switch ON, data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada voltmeter sebesar 2,57 Volt.
5.    Pada percobaan Kelima, sampai percobaan Ke 16. Potensiometer kita atur ke Variasi 20% - 95% dengan switch ON, data yang di dapat arus  tidak mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga tidak terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor tidak bergerak.
6.    Pada percobaan Terakhir. Potensiometer kita atur ke Variasi 100% dengan switch ON, data yang di dapat arus mengalir dari Kolektor ke Emulator sehingga terjadi Induksi Magnetik yang menyebabkan motor bergerak, jumlah tegangan yang ada pada voltmeter sebesar 1,14 Volt.
7.    Apabila switch 1 dihubungkan dan switch 2 terputus, maka arah putaran Motor akan berputar ke kanan atau searah jarum jam. Sedangkan apabila switch 2 dihubungkan dan switch 1 terputus maka arah putaran Motor akan berputar ke kiri.

6.     Kesimpulan

Kesimpulan dari Percobaan diatas adalah kontrol putaran Motor DC dibangun dari rangkaian yang terdiri dari 2 transistor NPN. Kontrol motor DC ini menggunakan prinsip kerja transistor sebagai saklar dimana rangkaian motor DC berputar searah jarum jam atau berlawanan dan pada rangkaian ini mempunyai 2 switch yang berfungsi sebagai pengatur putaran Motor DC. Dan pergerakan Motor DC tergantung dari variasi pontesiometer yang di tambahkan, pada potensio 20% - 95% tidak terjadi induksi magnetic sehingga motor DC tidak bergerak.




 

Batu, 05 September 2019



Muhammad Choirul Anwar
Serda / 201901430-E

Komentar